Penyakit Cemas, Kenali Gejala, Penyebab, Serta Cara Mengobatinya
Ababilnews - Serangan Kecemasan adalah munculnya rasa takut atau cemas secara tiba-tiba. Kondisi ini, juga dikenal sebagai serangan kecemasan, ditandai dengan detak jantung lebih cepat, sesak napas, pusing, otot tegang, atau gemetar. Serangan kecemasan bisa berlangsung selama beberapa menit atau hingga setengah jam.
![]() |
Penyakit Cemas, Kenali Gejala, Penyebab, Serta Cara Mengobatinya |
Apa saja gejala serangan kecemasan?
Serangan kecemasan dapat dialami sesekali dalam hidup, yang biasanya menghilang ketika situasi atau situasi pemicu berakhir. Namun jika serangan panik terjadi berulang kali dan dalam jangka waktu yang lama, maka kondisi ini disebut gangguan kecemasan.
Apa Itu Serangan Kecemasan?
Berikut ini adalah beberapa gejala yang menyertai serangan kecemasan:
- Berkeringat berlebihan
- Merasa gelisah atau berpikir tidak rasional
- Mulut terasa kering
- Otot menjadi tegang
- Merasa sangat takut
- Goyah
- Sulit untuk bernafas
- Denyut jantung meningkat
- Keram perut
- Nyeri dada
- Mual
- Pusing atau pingsan
Serangan kecemasan bisa berlangsung selama 5 sampai 10 menit, tapi bisa juga terjadi terus menerus dalam waktu dua jam. Pasca serangan kecemasan, penderita akan mengalami kelelahan. Selain itu, kondisi ini juga menyisakan rasa takut akan serangan ulang yang membuat penderitanya terhindar dari situasi yang dapat memicu serangan kecemasan.
Apa Penyebab Serangan Kecemasan?
Saat seseorang mengalami serangan kecemasan, otak memerintahkan sistem saraf untuk menyebabkan perkelahian atau menghindari respons. Tubuh kemudian akan menghasilkan zat kimia yang disebut adrenalin, yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi pernapasan, dan aliran darah ke otot. Kondisi tersebut justru muncul guna mempersiapkan tubuh untuk melawan atau menghindari situasi stres.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan kecemasan:
- Menekankan.
- Perubahan suasana secara tiba-tiba, misalnya menjadi lingkungan yang ramai dan ramai.
- Faktor genetik atau memiliki keluarga dengan riwayat serangan kecemasan.
- Mengalami trauma atau pengalaman yang membuat diri Anda sangat tertekan.
- Konsumsi kafein, alkohol, dan obat-obatan.
Untuk mendiagnosis dan membedakan serangan kecemasan dengan gejala lain dengan tepat, dokter dapat memulai dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Selain itu, beberapa tes pendukung juga dilakukan untuk menentukan diagnosis. Tesnya bisa:
- Tes darah, untuk memeriksa tiroid dan risiko kondisi lain.
- Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa kondisi jantung.
Jika tidak ada kelainan organ dan fungsi tubuh maka akan dilakukan evaluasi psikologis untuk mengetahui tingkat gejala, stres, ketakutan, dan gangguan lain yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan pasien, termasuk konsumsi alkohol.