Ababilnews - Perbedaan antara bronkitis dan pneumonia adalah penyebab infeksi pada saluran pernafasan. Penyebab bronkitis adalah virus flu, sedangkan penyebab bronkopneumonia adalah bakteri, bahan kimia, dan jamur.
Bronchitis dan bronchopneumonia adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi saluran pernafasan. Keduanya dapat memiliki gejala serupa yang terkadang sulit dibedakan. Namun, ada perbedaan mendasar antara bronkitis dan bronkopneumonia.
 |
Perbedaan Antara Bronkitis Dan Bronkopneumonia |
Bronkitis yang tidak diobati terkadang bisa berkembang menjadi bronkopneumonia. Agar Anda bisa mengetahui lebih lanjut tentang kondisi ini, mari kita kenali perbedaan antara bronkitis dan bronkopneumonia berdasarkan gejala dan penyebab berikut ini.
Penyebab berbeda dari bronkitis dan bronkopneumonia
Bronkitis adalah infeksi pada cabang-cabang saluran pernafasan (bronkus) yang menyebabkan iritasi dan peradangan.
Sedangkan bronkopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia. Pneumonia sendiri merupakan peradangan yang menyebabkan penumpukan cairan atau nanah pada kantung udara kecil di paru-paru (alveoli). Namun, dalam kasus bronkopneumonia, peradangan juga mempengaruhi bronkus dan bronkiolus.
Jika bronkus dan bronkiolus adalah saluran untuk masuk dan keluarnya udara dari paru-paru, alveoli adalah kantung udara tempat karbon dioksida ditukar dengan oksigen bersih yang baru saja dihirup.
Infeksi virus influenza tipe A dan B merupakan penyebab utama sebagian besar kasus bronkitis. Coronavirus juga bisa menyebabkan bronkitis.
Sebaliknya, penyebab bronkopneumonia yang paling umum adalah infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, dan Escherichia coli.
Meski penyebab utamanya berbeda, bronkitis dan bronkopneumonia dapat dipicu oleh menghirup bahan iritan, seperti kabut asap, bahan kimia dalam produk rumah tangga, atau asap rokok.
Perbedaan gejala bronkitis dan bronkopneumonia
Peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi baik oleh bakteri maupun virus menyebabkan saluran udara memproduksi lebih banyak dahak (lendir).
Produksi dahak ini sebenarnya adalah cara alami tubuh untuk melawan infeksi. Namun semakin banyak dahak yang dihasilkan membuat saluran pernafasan menjadi sempit sehingga menyebabkan sesak nafas (shortness of breath).
Semakin banyak dahak yang diproduksi juga membuat tubuh semakin sering berusaha membuang “limbah” ini dengan batuk terus menerus.
Oleh karena itu, dua gejala utama bronkitis dan bronkopneumonia adalah batuk terus menerus dengan dahak dan sesak napas. Gejala batuk berdahak yang disebabkan oleh bronkitis dan bronkopneumonia cenderung kental dan berwarna hijau atau kuning.
Namun, bronkitis dan bronkopneumonia juga memiliki banyak penyakit penyerta yang berbeda.
Bronkitis sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu bronkitis akut yang biasanya berlangsung sekitar 3 minggu dan bronkitis kronis yang berlangsung selama kurang lebih 3 bulan secara terus menerus atau minimal 2 tahun berturut-turut. Bronkitis kronis termasuk dalam kelompok penyakit yang disebut penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Gejala bronkitis akut bisa meliputi:
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Demam, kedinginan
- Badan pegal dan sakit kepala ringan.
Jenis bronkitis akut ini menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Bronkitis akut pada anak-anak biasanya terjadi setelah sembuh dari batuk pilek biasa, radang tenggorokan, atau setelah flu.
Di sisi lain, bronkitis kronis paling banyak menyerang orang dewasa di atas usia 40 tahun. Gejala batuk yang dialami oleh penderita bronkitis kronis akan bertahan selama lebih dari 3 bulan, atau berupa serangan berulang (kambuh) selama 2 tahun berturut-turut.
Batuk berdahak akibat bronkitis kronis bisa disertai dahak bening, kuning, putih, atau hijau. Beberapa gejala bronkitis kronis lainnya adalah sesak napas, bersin, kelelahan, dan rasa tidak nyaman di area dada.
Sedangkan bronkopneumonia biasanya disertai dengan gejala seperti:
- Kelelahan
- Demam tinggi
- Gemetaran
- Nyeri di dada, terutama saat bernapas atau batuk
- Berkeringat
- Mual muntah
- Diare
- Napas pendek atau cepat
- Kebingungan atau delirium (pada orang tua)
- Bibir biru karena kekurangan oksigen
- Tidak nafsu makan
- Sakit
- Sakit kepala
Karena gejala bronkitis dan bronkopneumonia memiliki banyak kesamaan, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui lebih jelas kondisi Anda.
Bronkitis bisa berubah menjadi bronkopneumonia
Ada banyak perbedaan antara bronkitis dan bronkopneumonia yang bisa Anda amati. Pasalnya, bronkitis dan bronkopneumonia merupakan dua jenis penyakit infeksi dengan penyebab berbeda dan menyerang dua organ berbeda.
Namun, dalam beberapa kasus, bronkitis dapat berubah menjadi pneumonia. Ini terjadi ketika infeksi menyebar dari saluran udara (bronkus) ke kantung udara di paru-paru (alveoli).
Selain itu, risiko berkembangnya bronkitis menjadi bronkopneumonia juga bisa terjadi karena sistem imun yang melemah.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala bronkitis dan pneumonia yang berbeda dan mengunjungi dokter setelah satu minggu jika batuk berdahak yang Anda alami berlanjut tanpa perbaikan.
Mencegah bronkitis berubah menjadi bronkopneumonia
Jika bronkitis Anda tidak kunjung sembuh, dokter Anda akan meresepkan antibiotik. Dokter Anda mungkin juga meresepkan inhaler atau obat lain jika Anda menderita asma atau alergi parah.
Terapi rehabilitasi paru juga dapat membantu meningkatkan kapasitas paru pasien sehingga lebih mudah bernafas dan lebih produktif.
Selama menjalani terapi dan pengobatan dari dokter, berikut hal-hal yang bisa Anda terapkan di rumah untuk mencegah bronkitis berubah menjadi bronkopneumonia:
Pasang humidifier (pelembab udara) untuk mengurangi frekuensi batuk.
Gunakan masker untuk mencegah penularan infeksi dan mencegah partikel asing lainnya masuk ke saluran pernapasan, seperti asap rokok, bau cat tembok, uap cairan pembersih, atau bahkan polusi udara dari luar rumah.
Berhenti merokok atau ingatkan anggota keluarga lainnya untuk tidak merokok di dalam rumah.
Klik Next Untuk Membaca..